Padahal Sudah Berusaha ...

Sudah belajar semaleman ... eh, dia yang baru belajar tadi pagi kok lebih bagus nilainya? Dari sore sampai jam sepuluh, lho waktu belajarku. Dia hanya tadi pagi sebelum ujian. Kok nggak sesuai, sih?

Tidak seperti hukum alam, dimana gelas yang sudah setengah isinya akan jauh lebih cepat terisisi dibanding gelas yang masih kosong. Soal konstruksi nilai sebagai hasil dari usaha berbeda dengan hukum itu. Dua gelas yang tersedia adalah sama ukurannya jika dibandingkan sedangkan manusia? Tentu tidak.

Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik itu terkait fisik, psikologis, keahlian, dan pengalaman. Selain itu, Allah juga memberikan harta yang banyak dan jabatan kepada beberapa orang.

" ... sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan." (Ali-Imran: 37)

Rezeki adalah pemberian dari Allah yang dapat dimanfaatkan. Rezeki bisa berwujud seperti apa yang telah disebutkan sebelum kutipan ayat di atas. Jadi, berdasarkan ayat tersebut, pemberian rezeki adalah sepenuhnya terserah Allah. Kita tidak dapat komplain ini dan itu karena memang Allah berkuasa atas diri kita dan alam semesta. Hasil yang diperoleh pasca ujian pun terserah Allah hasilnya seperti apa. Eh, kalau begitu ... kita tidak perlu berusaha, dong. Soalnya, rezeki 'kan sudah diatur sama Allah.

"Agar Allah memberikan balasan terhadap apa yang dia usahakan. Sungguh Allah Maha Cepat perhitungan-Nya." (Ibrahim: 51)

Rezeki terserah Allah dan diberikan tanpa perhitungan, tetapi balasan dari apa yang telah diusahakan oleh hamba-Nya diperhitungkan. Bila diibaratkan, rezeki seperti sebuah sapu. Terserah orang yang diberi Allah sapu itu, apakah dia mau memanfaatkn rezeki dari Allah guna membersihkan halaman yang yang kotor atau tidak. Jikalau dibersihkan, maka dia telah memanfaatkan rezeki dari Allah dengan positif. Beda halnya dengan orang yang diberi vacuum cleaner. Belum tentu dia akan membersihkan halaman yang kotor itu.

Balasan terhadap apa yang diusahakan itu pun terserah Allah mau diberi kapan. Bisa langsung dalam wujud nilai yang tinggi dan bisa juga disimpan sebagai balasan kelak di akhirat. Jadi, perhitungkanlah usaha kita--sudah maksimal belum? Hasilnya ... terserah Allah SWT, toh, dunia ini hanya ujian. Hasil dan rezeki itu untuk melihat sejauh mana usaha kita setelah memperoleh keduanya. Setelah hasil keluar, bisakah kita tumbuh lebih baik walau hasil buruk? Setelah memperoleh rezeki, mampukah kita memanfaatkannya semaksimal mungkin sehingga menambah nilai usaha kita? Wallahu a'lam.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gangguan (noise) dalam Proses Komunikasi

Rusty (Law Abiding Citizen 2009 review)

Asal dari Makna