Memulai dengan Pujian dan ...
“AlhamduliLlaahi
rabbil ‘aalamiin ...”
“Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam ...”
Ayat pertama surat al-Fatihah ini (ada dua pendapat
sebenarnya, tetapi saya lebih condong dengan pendapat bahwa kalimat basmalah
tidak termasuk bagian surat al-Fatihah) bermula dengan kata al-hamd. Di dalam al-Quran, terjemahan
bahasa Indonesia oleh Kemenag RI terhadap kata al-hamd adalah “segala puji”.
Sebelum menyelam lebih dalam, perlu diketahui bahwa al-Quran
turun dengan menggunakan bahasa Arab, sehingga orang yang belum bisa bahasa
Arab seperti saya membutuhkan terjemahan agar dapat lebih memahami al-Quran.
Akan tetapi, terjehemahan tersebut hanya merupakan terjemahan belaka, bukan artinya
yang haq . Apalagi, bahasa hanyalah
alat untuk merepresentasikan sebagian
dari realita. Contohnya, di dalam bahasa Inggris, padi diterjemahkan rice, beras juga, nasi juga demikian
(Darko 2017). Di dalam bahasa Jawa tidak begitu. Ada nama untuk masing-masing
bagian dari “nasi”. Silakan lihat sendiri di www.tujuhinterior.com/2016/02/bahasa-jawa-paling-kaya-kaya-kata-kaya.html?m=1.
Demikian pula dengan kata al-hamd yang diterjemahkan “segala puji”. Di dalam bahasa Arab,
pujian adalah mahd. Lantas, apa yang
membedakan mahd dengan hamd/al-hamd? Seorang pengajar bahasa
Arab dan periset al-Quran asal Amerika, Nouman Ali Khan, mengatakan bahwa kata hamd memiliki arti lebih dari sekadar
pujian. Ia berarti pujian dan terima
kasih! Kedua arti itu adalah dua sisi dari koin yang sama dari kata hamd.
Nouman kemudian melanjutkan, bahwa di dalam kata hamd tersebut, hanya ada makna positif. Bisakah
kita memuji sesuatu tanpa rasa berterima kasih kepada sesuatu itu? Bisa. Saya bisa
memuji kehebatan Belanda dalam membangun kota-kota di Indonesia, tetapi saya
sangat tidak berterima kasih sebab mereka adalah penjajah (waktu itu). Sama halnya
dengan berterima kasih tanpa memberikan pujian. Teman saya dapat berterima
kasih kepada saya tanpa harus memuji kepandaian (haha) saya. Dia hanya melihat
usaha saya dan berterima kasih karena untuk memberikan pujian harus ada sesuatu
yang menurutnya hebat atau pantas mendapat pujian.
Berterima kasih adalah untuk memberikan apresiasi, sedangkan
memuji adalah untuk menyatakan kekaguman. Kata hamd menggabungkan kedua konsep itu sehingga: “Segala nikmat dan
cobaan dari Allah adalah layak untuk dipuji kemudian dicari bagian mana yang
bisa diapresiasi sehingga timbullah sikap selalu positif terhadap-Nya” (Nouman
Ali Khan).
Dengan demikian, permulaan surat dari 114 surat di al-Quran
memberikan panduan kepada kita untuk selalu positif terhadap Allah. Tidak hanya
dengan memuji, tetapi juga dengan berterima kasih. Ini merupakan pandangan/point of view yang in syaa Allah dapat mendatangkan hidayah dan rahmat-Nya jika
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam usaha memahami al-Quran
ini. Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat, wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar