Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Padahal Sudah Berusaha ...

Sudah belajar semaleman ... eh, dia yang baru belajar tadi pagi kok lebih bagus nilainya? Dari sore sampai jam sepuluh, lho waktu belajarku. Dia hanya tadi pagi sebelum ujian. Kok nggak sesuai, sih? Tidak seperti hukum alam, dimana gelas yang sudah setengah isinya akan jauh lebih cepat terisisi dibanding gelas yang masih kosong. Soal konstruksi nilai sebagai hasil dari usaha berbeda dengan hukum itu. Dua gelas yang tersedia adalah sama ukurannya jika dibandingkan sedangkan manusia? Tentu tidak. Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik itu terkait fisik, psikologis, keahlian, dan pengalaman. Selain itu, Allah juga memberikan harta yang banyak dan jabatan kepada beberapa orang. " ... sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan." (Ali-Imran: 37) Rezeki adalah pemberian dari Allah yang dapat dimanfaatkan. Rezeki bisa berwujud seperti apa yang telah disebutkan sebelum kutipan ayat di atas. Jadi, berdasarkan ayat te...

No in Ig[no]rance

Alright, dinner's ready. A wonderfully cooked spaghetti. Mother calls the child ... he's not hungry though. He just want to play. Small threats that seemed big emits from the mother. "Okay, okay, I'll eat!" "Dinners ready, Dear" says a faint voice. It wasn't as loud and clear like years before. "I'll be there in a sec" muttered the now twenty year old child, typing with extraordinary speed. My, how time just slips away like sand. The child is thirty-one. He came to visit his mother. How he misses her cooking, especially the spaghetti. Here we are. Wait. The house seemed different. New paint. New window glass. Oh my God ... this house ... no longer belongs to mom. His mom is in hospital--heart disease. He waved good bye to the new owner of that house, struggling to hold his tears from falling. Often, we take things for granted. Or maybe always? Answer your self. Lets talk about the seemingly small things like, air. How many times...

Butuh Alasan!

"Mengapa kamu sholat?" "Hmm ... ya, karena saya muslim" "Terus ... kenapa kamu muslim?" "Karena Islam agama satu-satunya yang benar." "Lho, orang kristen kan juga yakin kalau agama mereka yang paling benar." "Ya, itu kan gara-gara orang tua mereka." "Kamu juga sama kan ... gara-gara orang tuamu kamu muslim." " ... " Pembicaraan selesai. Begitulah yang barangkali dapat terjadi jika seseorang belum memiliki pegangan yang kuat. Pertahanannya goyah jika fondasinya tidak cukup kuat. Fondasi seorang muslim adalah syahadatain , yang tidak sekedar dihafalkan dan diucapkan, tapi juga dihiasi oleh amalan-amalan yang baik. Mengapa manusia makan dan minum? Karena kalau tidak, dia akan mati kehausan dan kelaparan. Kebutuhan akan makanan dan minuman adalah lahiriah dan konsekuensi dari tidak makan dan tidak minum adalah kematian. Menyadari sekaligus (hampir) mengalami hal itu, membuat manusia sadar akan pentin...

Satu (1) Jalan

Sebuah Jalan Islam, di dalam Al-Quran, menyebutkan adanya sebuah jalan. Pernah baca Al-Fatihah ‘kan? Dengan jelas ayat tersebut berbunyi “sirāt” pada salah satu potongan ayatnya (ayat ke-5). “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Di dalam ayat ini, Allah SWT menyebutkan diri kita sebagai seorang hamba yang meminta kepada Tuhan-Nya. Kita meminta agar ditunjukkan jalan yang lurus. Sifat kata sirāt tidaklah dalam bentuk plural (jama’) maupun dual. Artinya, bahwasanya hanya ada satu jalan yang diinginkan hamba-Nya. Lalu, hamba tersebut meminta petunjuk agar dapat berada di atas jalan tersebut. Mengapa meminta petunjuk untuk jalan? Bukankah tujuan kita adalah Allah? Sirātal mustaqīm adalah jalan kita di dunia yang dapat mengantarkan kita kepada Allah SWT. Jalan tersebut juga bisa diartikan Kitab Allah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ali RA: “Asshirātul mustaqīm kitabullah” . Selain itu, agama Islam juga termasuk dalam arti kata ini (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i). Pada ayat...